Senin, 08 Februari 2016

Pengertian, Jenis-jenis, dan Fungsi UPS(Uninterruptible Power Supply),Tgl: 8 Feb 2016

1. Tujuan
Bagi sebagian orang mungkin masih terlalu asing atau tidak familiar dengan yang namanya UPS. Perangkat ini dapat mencegah kerusakan fatal ataupun akibat

apabila dipasang di wilayah yang kualitas listriknya rendah, seperti Indonesia. Pada kenyataanya, secara perlahan stavolt atau stabilizer tergantikan dengan keberadaan perangkat UPS. Hal ini disebabkan oleh kemampuan stavolt untuk melindungi komputer bahkan komputer server yang kurang memadai. Oleh sebab itu, perlu ditekankan kepada masyarakat untuk mempelajari dan memahami seluk beluk dari perangkat UPS. Ini dilakukan lantaran banyak sekali brand atau merek yang memproduksi perangkat UPS, namun kualitasnya belum bisa dipastikan secara betul.

Pengertian

UPS (Uninterruptible Power Supply) adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk memberi daya sementara ketika daya utama dari jaringan padam,daya sementara ini bersumber dari daya DC yang disimpan pada baterai charger. UPS pada umumnya dihubungkan dengan bebanbeban  kritikal  load  sehingga  ketika  suplai  daya  dari  jaringan  terganggu bebanbeban kritikal load ini tetap mendapat pasokan daya dari UPS, UPS juga menghasilkan  keluaran  tegangan  yang  berkualitas  karna  dapat  meminimalisir noise tegangan, distorsi tegangan, sag tegangan dan swell tegangan.

Fungsi  UPS

Pada dasarnya, fungsi UPS adalah sebagai penstabil listrik dan untuk memback up kebutuhan listrik. Ini memungkinkan komputer yang kita gunakan akan terlindungi oleh perangkat UPS. Artinya semua data yang ada di komputer kita telah disimpan di dalam memori perangkat UPS. Ini dinamakan dengan istilah Back Up.

Nah, apabila komputer kita sedang terkena kendala seperti kelebihan daya listrik, atau kekuarangan daya listrik, atau matinya daya listrik, maka secara otomatis UPS akan menyimpan semua data di komputer kita yaitu dengan cara memback up semua file dan dokumen penting untuk diamankan. Jadi komputer kita akan terselamatkan oleh kendala-kendala tadi jika terdapat perangkat UPS.

Jenis-jenis UPS
1. Standby

UPS tipe Standby merupakan tipe yang biasa digunakan oleh para pengguna rumahan untuk disandingkan dengan PC mereka. Transfer Switch telah diatur untuk mengambil input AC (searah) sebagai sumber daya utama, sedangkan sumber daya cadangan diambil dari baterai atau Inverter (pada saat sumber daya utama padam).

UPS dengan tipe seperti ini mampu melakukan filtrasi terhadap gangguan daya dan pengelolaan arus, di samping juga keuntungan bagi pengguna dari sisi rancangan yang efisien, ukurannya yang kecil serta biaya yang harus dikeluarkan terbilang murah.
 fitur - fitur :
- UPS (inverter) bekerja apabila terjadi fluktuasi tegangan input dan pemadaman listrik.
- Tidak ada AVR (Automatic Voltage Regulator).
- Range input rendah.
- Adanya transfer time ( 2 ms ).
- Tegangan output mengikuti tegangan input.
- Bentuk gelombang output STEPWAVE (simulasi gelombang sinus ).
Keunggulan: biaya rendah; efisiensi tinggi; desain kompak.
Kekurangan: baterai tetap terpakai saat listrik padam; tidak cocok untuk pemakaian di atas 2kVA.
Keterangan: paling cocok untuk pengguna personal.
2. Line Interactive
UPS tipe ini adalah yang paling sering digunakan pada unit small business, pengembang web, dan sejumlah server yang berada di departemen pemerintahan. Hal ini dikarenakan selain memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi, tipe ini juga memiliki kemampuan menyesuaikan voltase yang cukup baik. Bagian Inverter (pengubah daya dari batere ke AC) selalu terhubung ke output sistem UPS. Dalam keadaan normal, Inverter akan melakukan pengisian batere.
Sedangkan dalam keadaan listrik padam, Transfer Switch akan menutup dan mengalirkan daya dari batere ke output UPS. Posisi Inverter yang selalu terhubung ke output memberi tambahan penyaring daya. Hal inilah yang membuat UPS dengan tipe ini banyak digunakan untuk server dan kondisi listrik yang tidak terlalu baik.
fitur-fitur

- UPS (inverter) bekerja pada saat tegangan input telah diluar range UPS dan pada saat adanya pemadaman listrik.
- AVR (Automatic Voltage Regulator).
- Range tegangan yang lebar.
- Ada transfer time yang sangat cepat.
- Tegangan output yang dihasilkan lebih stabil.
- Bentuk gelombang output STEPWAVE ( Simulasi gelombang sinus).
- Proteksi input dan output yang lebih baik.(Uninterruptible Power Suplly)
- ON-LINE UPS (Uninterruptible Power Suplly)
- UPS (Inverter) bekerja selama UPS dioperasikan
- Tegangan output yang lebih stabil (220 Vac).
- Tidak ada transfer time ( 0 ms).
- Bentuk gelombang output SINUSOIDA MURNI (Pure Sinewave).
- Adanya jalur BY-PASS
- Proteksi input dan output yang lebih baik.
- Digunakan untuk beban-beban yang sangat sensitif.
Keunggulan: biaya rendah; efisiensi tinggi; desain kompak.
Kekurangan: baterai tetap terpakai saat listrik padam; tidak cocok untuk pemakaian di atas 2kVA.
Keterangan: paling cocok untuk pengguna personal.
3. Double Conversion Online

Tipe ini merupakan yang paling lazim untuk UPS dengan daya lebih dari 10kVA. Tipe ini memiliki kesamaan dengan tipe Standby. Hanya saja tipe ini memiliki sumber tenaga utama yang terletak pada Inverter, bukan pada sumber listrik AC. Pada tipe ini, terputusnya pasokan listrik utama tidak akan memicu sakelar transfer karena arus listrik AC yang masuk pada bagian input tengah melakukan pengisian pada batere yang memberikan tenaga pada Inverter yang terletak pada bagian output.

Oleh karena itu, ketika arus listrik AC terputus, arus tenaga akan segera dialihkan tanpa mengambil jeda saat pengalihan terjadi. UPS tipe ini memperlihatkan kinerja di atas rata-rata. Dapat dikatakan tipe ini mendekati gambaran ideal dari sebuah UPS, sayangnya tipe ini menghasilkan panas yang cukup tinggi.
Keunggulan

  1. Penyesuaian voltase yang sangat baik.
  2. Mudah untuk disambungkan secara paralel.
Kekurangan
  1.  Efisiensi rendah
  2.  harga mahal untuk tipe dengan daya dibawah 5k VA

    4. Delta Conversion Online

    Diagram UPS ini merupakan bentuk teknologi Konversi Ganda (Double Conversion) yang terah diperbaharui dan tersedia dengan daya 5kVA hingga 1.6MW. Memiliki kemiripan dengan tipe Double Conversion, tipe ini menggunakan Inverter untuk selalu memasok voltase. Saat pasokan tenaga terputus, tipe ini melakukan hal yang sama dengan tipe Double Conversion.
    Misalkan saja sebuah paket harus diantarkan dari lantai 4 ke lantai 5. Teknologi Delta Conversion menghemat energi dengan cara mengantarkan paket tersebut menurut perbedaan pada titik awal dan titik akhir saja. Delta Conversion memiliki dua fungsi, yang pertama adalah untuk mengendalikan karakteristik power input. Sedangkan fungsi yang kedua adalah untuk mengendalikan arus pada input untuk mengarahkan proses pengisian pada sistem baterai. Hal yang perlu diingat adalah tipe ini meminimalisir energi yang terbuang. Selain itu, ia memiliki kompatibilitas tinggi terhadap beragam jenis generator serta mengurangi kebutuhan akan penggunaan kabel.

    Keunggulan
    1. Penyesuaian voltase yang sangat baik.
    2. Efisiensi tinggi.
    Kekurangan
    • Tidak cocok untuk penggunaan di bawah 5kVA


    Pada akhirnya, semua jenis UPS yang telah disebutkan di atas memiliki tujuannya masing-masing dan tidak ada satu jenis pun yang dapat menjadi tipe yang paling ‘ideal’. Kita harus dapat mengenal betul kebutuhan dan lingkungan tempat UPS akan diletakkan sebelum menentukan jenis apa yang akan digunakan.


    Gambar UPS C3000 yang ada di ruangan server
     

     



     

     
     
     
     

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar